Gumuk Reco Sepakung Kabupaten Semarang

Uji adrenalin di Gumuk Reco Sepakung

Penasaran sama status teman yang plesir ke Gumuk Reco, aku pun memaksa Pak Bojo buat menjelajahi wisata alam ini. Awalnya dia enggan setelah lihat beberapa gambar yang aku sodorkan. Jadi, dengan terpaksa aku harus menghipnotisnya. Wkwkwk …. 

Yap, wisata alam ini memang menyuguhkan beberapa ‘permainan’ yang cukup memacu adrenalin. Dan permainan pertama dimulai sejak masuk kawasan Banyubiru arah Sepakung. 

Permainan Pertama: Rute Menuju Gumuk Reco 

Perlu diketahui, Gumuk Reco ini terletak di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Karena belum paham jalur ke sana, aku pun mengandalkan GMaps dan berharap nggak disesatkan. 

Dari jalan utama Semarang-Solo, di pertigaan Bawen aku belok kanan ke arah Ambarawa. Lalu, masuk Jalan Lingkar Ambarawa. Nah, di perempatan ketiga—tepatnya di bangjo/apill Banyubiru—aku belok kiri, mengikuti arah destinasi wisata Bukit Cinta. Sayang banget, ya, belum ada plang/petunjuk jalan ke Gumuk Reco. 

Setelah belok kiri dari apill itu, aku terus mengikuti jalan ke arah Kolam Renang Muncul. Siap-siap belok kanan setelah melewati Pasar Gilang (ini tetep ngikuti GMaps). 

Sempat bingung dan gangnya kelewatan karena kurangnya plang yang menginfokan jalur ke Gumuk Reco. Terpaksa balik arah dan bertanya pada tukang ojek. Ternyata, jalur yang seharusnya akan dilewati sedang ditutup karena ada warga yang hajatan. Dari sini ketahuan, ‘kan, kalo jalurnya lewat perkampungan. 

Atas saran tukang ojek itu, aku ambil jalur lewat SMPN 2 Banyubiru. Lalu belok kanan mengikuti gang kecil yang hanya cukup buat 1 motor. Udah sempit, kelok-kelok pula. Dan ini lebih dari 1 kilometer, lho, sampe akhirnya kembali ke jalan yang benar. 

Lagi-lagi, nggak ada petunjuk. Tetep mengandalkan GMaps sebagai satu-satunya harapan buat nyampe ke Gumuk Reco. 

Tiba di pertigaan awal; yang lurus jalannya datar, sedangkan yang ke kanan jalan menanjak. GMaps ‘menyuruh’ ambil jalur yang ke kanan. Meski ragu, Pak Bojo akhirnya manut saja. 

Jalurnya keren. Banyak aspal yang terkelupas dan lebar jalan hanya muat untuk 1 mobil. Jadi, siap-siap mlipir kalo cilukba sama roda empat itu. Nggak cuma itu, jalannya terus menanjak dan penuh kelokan tajam. Udah bisa dibayangin, ‘kan? 

Titik GMaps berhenti, tapi Gumuk Reco belum kelihatan. Nggak tampak loket dan parkirannya. Yang ada cuma tebing di sisi kanan jalan. Pak Bojo berinisiatif lanjut mengikuti jalur di depan. 

Ketika sampai di pertigaan yang benar-benar nanjak, Pak Bojo minta aku buat turun. Selain motor yang nggak kuat—entah karena beban berlebih atau kondisi jalan yang terlalu menanjak, Pak Bojo bingung mengambil jalan lurus atau ke kiri. 

Memang ada plang Gumuk Reco di sana, tapi arahnya membingungkan. Akhirnya, Pak Bojo bertanya pada salah satu warga (dengan jalur yang seperti itu, aku sampai terpikirkan cara warga membangun rumah di sini). 

Ternyata, kami memang harus melewati jalur ke kiri yang nanjaknya kebangetan. Tapi cuma beberapa meter, kok. Setelah itu, jalan kembali datar dan terlihat pintu masuk Gumuk Reco. Alhamdulillah, selamat! 

Permainan Inti 

Tampak beberapa motor dan mobil sudah terparkir ketika kami sampai di sana. Juga, belasan botol bekas air mineral ukuran 1.500 ml yang tertata rapi di parkiran. Buat apa, hayo? 

Setelah memarkir motor, tentu saja kami menuju loket masuk. Cukup 5 ribu per orang dan 2 ribu buat parkir motor. Seneng, deh, bisa plesiran dengan tiket masuk semurah ini. Hihihi … jadi lupa sama perjuangan nyari jalan tadi. 

Pintu masuk Gumuk Reco
Sumber foto: koleksi pribadi

Pintu masuknya terbuat dari akar-akaran gitu. Konon, itu dinamakan Gerbang Gimbal. Setelah masuk, masyaallah … suguhannya luar biasa! Pohon-pohon tinggi menyambut kedatangan kami. Bener-bener asri dan nyaman. 


Pemandangan alam Gumuk Reco
Sumber foto: koleksi pribadi


Sampai di ‘puncaknya’, kami langsung disuguhi pemandangan alam yang indah banget. Perbukitan hijau menyapa dari seberang jurang, juga tebing elok yang bersinar kecokelatan. 

Ada juga beberapa permainan yang memacu detak jantung. Rasanya nggak afdol kalo nggak dicoba—padahal tujuan utama ke sini memang pingin nyoba permainan itu. 

Ayunan Langit 

Ini permainan yang wajib dilakukan. Menurut aku, permainan ini jadi ikonnya Gumuk Reco. Di mana lagi, coba, bisa main ayunan sampe ke langit? 

Ayunan ini berada di tepi jurang sedalam 2.000 meter. Tali ayunannya terbuat dari baja sintesis dengan standar keamanan yang semoga cukup kuat. (Maap, ya, lupa nanya, itu ayunan maksimal berapa kilo bebannya?) 

Oh, ya, kalo mau naik Ayunan Langit, cuma bayar 10 ribu aja, kok. Lama ayunannya sekitar 5-10 menit. Meski sebentar, cukup membuat darah berdesir dan bulu merinding. 

Sedikit cerita, nih, pas aku naik Ayunan Langit. Setelah semua persiapan selesai, aku diberi arahan dulu sama petugasnya; posisi kaki ketika diayun, juga posisi badan yang oke buat difoto. 

Dikasih arahan dulu
Sumber foto: koleksi pribadi

Baru ayunan pertama yang kecepatannya pelan, jantung udah berdebar nggak karuan. Rasanya seperti mau dilempar. Apalagi ayunan kedua dan ketiga yang membuat badanku semakin tinggi di udara. 

Mulai terbang
 Sumber foto: koleksi pribadi

Eh, si Bapak yang siap moto teriak, “Lepas tangan satu, Mbak!” 

Ya Allah, Pak, lagi ngatur napas udah disuruh lepas tangan? 

“Nggak apa-apa, Mbak, nggak bakalan jatuh, kok!” 

Bentar, dong, Pak, deg-degannya belum turun, nih! 

Lepas satu tangan
Sumber foto: koleksi pribadi

Setelah mantap, aku baru bisa lepas tangan. Awalnya satu tangan, lalu dua-duanya. Dan rasanya … seperti mau jatuh. Begitulah, hasilnya. Nikmat! 

Akhirnya lepas dua tangan
Sumber foto: koleksi pribadi

Ondo Langit 

Permainan ini berada di sisi tebing, berupa jembatan yang terbuat dari balok kayu yang disangga besi. Lintasannya sepanjang 25 meter. Maksimal hanya 4 orang dan dibatasi 15 menit buat foto-foto di sana. 

Di Ondo Langit
Sumber foto: koleksi pribadi

Protokol keselamatan tetap diutamakan di sini. Setiap pengunjung harus memakai pengait tali baja dan helm sesuai standar. Jadi, meskipun berada tepat di atas jurang, aku nggak merasa takut sedikitpun. Dijamin aman selama nggak loncat-loncat! 

Wahana ini bisa dinikmati dengan harga 25 ribu. Yang ngantre, banyak banget. Jadi usahakan ke sini pagi biar nggak ikut ngular, ya. 

Panjat Tebing 

Lokasinya ada di bawah Ondo Langit. Kalo nggak salah, tiketnya juga 25 ribu. Sebenarnya aku juga pingin nyoba, tapi sayang waktu itu lagi ditutup. Kecewa! 

Jembatan Gantung 

Posisinya ada di dekat Ayunan Langit dan harga tiketnya cuma 10 ribu. Suasana di jembatan gantung ini, bikin aku ingat film Twillight. Ingat, ‘kan, waktu Bella maen ke rumahnya Edward, terus mereka naik-naik pohon? Ah, sudahlah, berhubung Pak Bojo juga nggak mau naik bareng. 

Jembatan gantung
Sumber foto: koleksi pribadi

Selain permainan-permainan itu, ada beberapa spot yang cakep banget. Salah satunya, ini! Berhubung helikopternya nggak dateng-dateng, jadi buat foto-foto, deh! 


Nunggu dijemput helikopter
Sumber foto: koleksi pribadi

Permainan Terakhir: Jalan Pulang 

Puas menikmati suasana Gumuk Reco, waktunya kembali ke dunia nyata. Nah, seperti yang udah aku tanyakan tadi, buat apa botol-botol bekas air mineral itu? 

Setelah membayangkan ‘permainan pertama’, bisa dikira-kira, dong, permainan terakhirnya? Yap, permainan terakhir adalah kebalikan dari permainan pertama. Jalanan yang menukik tajam dan berkelok-kelok, disertai lubangan dan batu di sepanjang jalurnya. 

Permainan ini sangat memerlukan kesabaran dan kehati-hatian. Rem kendaraan harus dalam kondisi baik. Nyatanya, meski udah dibekali 2 botol @ 1.500 ml, motor matikku tetep aja kehilangan kendali. 

Untungnya, posisi udah di bawah, dekat pertigaan awal dari perkampungan itu. Aku harus wira-wiri mengambil air yang ada di saluran air untuk meredam panasnya mesin motor dan menunggu rem kembali berfungsi. 

Bagi-Bagi Tips 

Jasmani dan Rohani 

Badan harus dalam kondisi yang sehat, apalagi jantung. Permainan ke Gumuk Reco seluruhnya memompa adrenalin. Butuh kesabaran dan kehati-hatian tingkat tinggi. Jangan lupa selalu berdoa selama petualangan! 

Oh, ya, bawa makanan dan minuman secukupnya, buat stok biar nggak kehausan habis jerit-jerit di Ayunan Langit. Ada gazebo nyaman yang siap disinggahi buat menikmati pemandangan alam di sini. Tapi ingat, buang sampah pada tempatnya. 

Kendaraan 

Pastikan dulu kendaraan dalam kondisi yang benar-benar baik; mesin, rem, juga bahan bakar yang usahakan penuh sebelum naik ke Gumuk Reco. Nggak ada yang jual eceran di atas. 

Harapan untuk Gumuk Reco 

Aku sempat ngobrol sama petugas yang jaga Ondo Langit waktu nunggu antrean masuk wahana. Kata masnya, memang sudah ada rencana buat perbaikan jalan karena masuk proyek jalan propinsi. Wah, hebat ini. Bukan lagi punya kabupaten, lho, udah langsung naik ke propinsi. 

Semoga segera terealisasikan, ya. Dengan begitu, akan semakin banyak pengunjung yang bisa menikmati pemandangan alam dan segala permainan yang disuguhkan di Gumuk Reco. 

Sebagai info tambahan, aku ke Gumuk Reco pada bulan Desember 2019, ya. Jadi, sudah hampir 1 tahun berlalu. Semoga sekarang udah lebih baik, dari segi jalur maupun suguhan permainannya. Salam petualang! 

Gumuk Reco Sepakung Kabupaten Semarang Gumuk Reco Sepakung Kabupaten Semarang Reviewed by Dini Verita on Sabtu, November 21, 2020 Rating: 5

6 komentar:

  1. Keren tempatnya. Seru juga perjalanannya. Menantang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ke depan jalurnya bisa mulus, Mbak. Nggak terbengkalai karena sulitnya medan.

      Hapus
  2. Ikut ngerasa deg degannya dong pas baca tentang ayunan langit

    BalasHapus
  3. 5 Tahun di Semarang kenapa saya baru tau ada tempat se asik ini 😢 Terimakasih artikelnya Mbaa

    BalasHapus
  4. Ekh aku sering ini ke Banyubiru mbak, ada kerabat yang tinggal disana. Tapi belum pernah mampir kesinii..

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah baru tahu sekarang. Kalau pas masih tinggal di Semarang pasti kepo bgt, padahal body udah gak memungkinkan main begituan 🤣

    BalasHapus

Terima kasih udah mampir ke blogku, ya. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Aku tunggu kritik dan sarannya. :)

Diberdayakan oleh Blogger.