Hai, Temans, aku mau sedikit cerita perjalanan tripku kemarin ke Bukit Cinta Rawa Pening, nih. Meski bukan yang pertama kali, tapi tetep aja ada cerita yang berbeda.
Kemarin waktu mengikuti Famtrip Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang 2022, aku berkesempatan menyambangi Bukit Cinta Rawa Pening lagi. Berlokasi di Desa Kebondowo, Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Legenda Bukit Cinta Rawa Pening
Pasti selama ini kita bertanya-tanya, kenapa dinamakan Bukit Cinta, padahal bentuk bukitnya nggak berbentuk hati? Jadi gini, menurut Bapak Mugiono selaku pengelola destinasi wisata ini, nama itu diambil karena pada tahun 1970-an, banyak pemuda pemudi yang nongkrong di tempat ini. Jelaslah, karena tempat ini memang asyik buat menikmati pemandangan Rawa Pening.
Sementara, legenda Rawa Pening sendiri ada 2 versi, Gumuk Sukorini dan Gumuk Sukorono, juga kisah Baru Klinting.
Jadi dulu, ada seorang perempuan bernama Endang Sawitri yang sedang berguru pada Ki Hajar Selokantara. Oleh Ki Hajar, Endang Sawitri disuruh memangku sebuah pusaka. Tanpa disadari, pusaka itu menghilang, dan perut Endang Sawitri lama-kelamaan tampak buncit seperti orang hamil. Karena itulah, Endang Sawitri diasingkan ke Gedongsongo dan lahirlah Baru Klinting yang berupa naga di Air Suci.
Setelah agak besar, Baru Klinting bertanya pada Endang Sawitri tentang siapa bapaknya. Endang Sawitri menyebut Ki Hajar Selokantara. Pergilah Baru Klinting menuju Gunung Kleker.
Di gunung itu, dia bertemu Ki Hajar Selokantara. Tapi sayangnya, Ki Hajar belum mau mengakuinya sebagai anak. Untuk membuktikan, Ki Hajar meminta Baru Klinting untuk memutari Gunung Kleker. Ternyata, panjang tubuh Baru Klinting belum cukup untuk memutari Gunung Kleker itu. Dia pun menjulurkan lidah biar bisa menyentuh ekornya.
Ki Hajar Selokantara menyebut Baru Klinting curang. Lalu dia menyuruh naga itu untuk bertapa selama sewindu (8 tahun) untuk bisa menjadi manusia.
Baru sekitar 5 tahun, pertapaannya diganggu oleh masyarakat Desa Patok yang berburu hewan untuk acara hajatan. Mereka menemukan tubuh Baru Klinting dan memotong-motongnya.
Baru Klinting sudah menjelma menjadi manusia meski belum sempurna. Wajahnya penuh sisik yang menyeramkan. Dia menuju Desa Patok untuk meminta makan. Sayangnya, masyarakat di sana nggak mau memberi, hanya seorang nenek yang bersedia.
Bekas lidi tusuk daging ular itu, Baru Klinting tancapkan di tengah desa dan meminta masyarakat untuk mencabutnya. Sayangnya, nggak ada yang bisa. Akhirnya, Baru Klinting sendiri yang mencabutnya, lalu keluarlah air bah yang menenggelamkan desa itu.
Entah kenapa dinamakan Rawa Pening. Apakah dulu airnya berputar-putar karena pusing?
Tiket Masuk
Hari Biasa (Senin-Jumat) = Rp10.000,-
Weekend (Sabtu-Minggu) dan Hari Libur = Rp15.000,-
Jam Operasional
Buka setiap hari mulai pukul 08.00 - 18.00 WIB
Daya Tarik Bukit Cinta Rawa Pening
Kawasan Bukit Cinta tertutup oleh banyaknya pohon rindang. Bener-bener sejuk kalo di bawahnya. Ada beberapa wahana permainan anak juga di sana, selain bangku-bangku buat menikmati suasana.
Di sisi timur, terbentang Rawa Pening yang luasnya sekitar 2.670 hektar. Saking luasnya danau ini, sampai ke empat kecamatan, lho. Ada Bawen, Ambarawa, Tuntang, dan Banyubiru. Semua kecamatan itu berada di Kabupaten Semarang.
Di tepi Rawa Pening, tersedia perahu-perahu motor yang bisa disewa. Harga sewanya mulai Rp100.000,-. Dengan perahu-perahu ini, kalian bisa memutari Rawa Pening yang luas itu.
Ada juga jet ski, wahana terbaru dari destinasi wisata ini. Tapi, kalo kalian pengin naik jet ski ini, harus didampingi pemandu. Meskipun terlihat tenang, danau ini sangat dalam dan di bawahnya ada sungai yang aliran airnya deras.
Di sisi dermaga juga banyak bangku besi yang disediakan. Paling pas buat menikmati pemandangan Rawa Pening itu di pagi atau sore hari. Nggak panas dan pemandangannya cantik banget. Ditambah angin sepoi yang bikin betah berlama-lama di sini.
Oh, ya, kalo kalian ke sini sama pasangan, jangan lupa bawa gembok. Ada tempat berbentuk hati yang siap jadi saksi cinta kalian.
Fasilitas
Selama pandemi kemarin, mulai disediakan tempat cuci tangan. Jangan khawatir, ada banyak di penjuru tempat. Ada juga toilet dan tempat sampah.
Dekat pintu keluar, ada musholla bersih. Bagi kalian yang lupa bawa mukena, udah disiapin juga, lho. Tapi jangan lupa dilipat rapi lagi dan dikembalikan pada tempatnya.
Di sekitar parkiran, ada tempat beli oleh-oleh. Nggak usah ragu-ragu, harganya normal, kok, nggak bikin kantong bolong dan dompet kering. Berbagai camilan khas Ambarawa ada di sana. Mulai dari keripik mujaer, keripik wader, belut, grupi, juga camilan lain. Kalian boleh, lho, mencicipi keripik-keripik yang dijajakan sebelum membeli. Jadi, nggak bakal kecewa sama rasanya.
Yuk, agendakan ke Bukit Cinta Rawa Pening bareng keluarga. Salam penjelajah!
Bukit Cinta Rawa Pening
Desa Kebondowo Banyubiru Kabupaten Semarang
Ig: @bukitcinta.rp
Pesona Rawa Pening dari Bukit Cinta Kabupaten Semarang
Reviewed by Dini Verita
on
Senin, September 26, 2022
Rating:
Tidak ada komentar:
Terima kasih udah mampir ke blogku, ya. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Aku tunggu kritik dan sarannya. :)